Artikel


Globalisasi dan Remaja Oleh: H Deddy M.Pd.I

Saat ini kita sedang berada  di era globalisasi dan zaman digitalisasi banyak hal yang berubah. Pergaulan remaja adalah contoh kecil dari sekian banyak akibat dari globalisasi. Pergaulan remaja sudah tidak ada batasnya salah satu pemicu itu semua adalah media sosial melalui jaringan internet. Saat ini seakan dunia  tanpa batas semua orang mulai dari kalangan anak-anak, remaja dewasa bahkan tua bebas mengakses apa saja yang mereka inginkan mulai dari hal-hal positif sampai kepada hal yang negatif.
 
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri. Namun pada kenyataanya orang cenderung langsung menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum pelaku kenakalan remaja tanpa mencari penyebab, latar belakang dari perilakunya tersebut.

 A.    Latar Belakang Keluarga
Ayah dan ibu adalah rool model ( contoh langsung) bagi anak-anaknya di rumah tangga sebelum mereka mendapatkan pendidikan formal maka orangtua adalah guru pertama dan rumah adalah tempat sekolah pertama bagi mereka, apa saja perilaku ayah dan ibu maka anak akan langsung melihat dan mencontoh apa yang dilakukan orang tuanya di rumah.
 
Rasulullah Muhammad Sollallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sebuah riwayat pernah berkata, ''Sesungguhnya, setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan suci (fithrah, Islam). Dan, karena kedua orang tuanyalah, anak itu akan menjadi seorang yang beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.( HR.Bukhari ) .

Keluarga merupakan hal yang paling utama dalam mencegah pergaulan remaja yang tidak baik. Contohnya saja bagaimana kondisi keluarga tersebut atau cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Keluarga yang broken home bisa menyebabkan anak menjadi nakal karena dia tidak betah melihat kondisi keluarganya. Keluarga merupakan hal yang paling penting, karena dari sanalah anak dapat mengerti bagaimana pentingya arti kasih sayang. Cara mendidik orang tua juga berperan dalam hal ini, ketika orang tua otoriter, maka yang kita sebut sebagai kenakalan remaja akan muncul dalam artian ingin memberontak. Sementara kalo orang tua sibuk, remaja malah akan mencari-cari perhatian dengan segala tingkah lakunya yang kemungkinan besar menjurus ke kenakalan remaja.
 
B.     Pergaulan dan Pengaruh Teman
Pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja tetapi bahkan juga pada orang tuanya. Orang tua juga senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotika, obat terlarang, dan lain sebagainya. Pengaruh kawan ini memang cukup besar. Oleh karena itu, orangtua para remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah bagi orangtuanya. Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orangtua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas dahulu, sekaligus berilah teladan pula. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu anak ‘keluyuran’ tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik untuk mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasan teman yang baik. Contoh ringan tugas sehari –hari yang kita berikan kepada anak:

-          Membersihkan kamar tidurnya sendiri

-          Mencuci dan seterika bajunya

-          Membiasakan sholat lima waktu

-          Membantu membersihkan pekarangan rumah

Jika hal –hal diatas dapat kita terapkan kepada anak remaja kita insyahallah waktu mereka untuk keluyuran tidak akan ada.
 
C.     Kurangnya Pengetahuan  Agama
Dari buku Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, Prof.Dr.H. Abuddin Nata, M. A. (2016), dalam Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti adalah inti dan jiwa pendidkan Islam. Dan, tujuan dari Pendidikan adalah mencapai akhlak yang sempurna. Dalam Islam, metode Pendidikan yang dianjurkan diterapkan kepada anak dengan metode kisah, menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati, metode pembiasaan, panutan, dan keteladanan. Sifat Pendidikan menurut Alquran adalah bersifat “rabbaniy”, Pendidikan untuk semua dan Pendidikan seumur hidup.

 Pendidikan berperan dalam kenakalan remaja. Jika remaja memiliki pendidikan yang kurang maka mereka tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Karena di dalam pendidikan mereka diajarkan berbuat baik dan diajarkan cara bergaul yang baik. Bahkan terkadang disekolah ada pelajaran tentang kepribadian yang diajarkan guru kepada murid-muridnya.

 Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak. Orangtua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar masa depan si anak berbahagia. Arahkan lah agar anak memilih jurusan sesuai dengan kesenangan dan bakat anak, bukan semata-mata karena kesenangan orang tua. Masih sering terjadi dalam masyarakat, orangtua yang memaksakan kehendaknya agar di masa depan anaknya memilih profesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orangtua. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan. Sebab, meski memang ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi kecewa, frustrasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang. Anak pasti juga mempunyai hobi tertentu. Jadi biarkan sang anak berkembang sendiri namun masih dalam pengawasan orang tua.

 Agama menjadi peran terpenting dalam kenakalan remaja. Karena agama adalah pedoman kita dalam hidup. Dalam agama Islam diajarkan berbuat baik, mematuhi Kewajiban-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Jika seorang anak tidak dikenalkan agama sejak kecil maka si anak tidak tahu tentang dampak yang akan didapat jika mereka berbuat tidak baik. Mereka juga tidak takut dengan dosa yang akan mereka dapat di akhirat nanti. Jadi mereka tidak takut berperilaku sesuka hati mereka. Bahkan mereka menghalalkan yang diharamkan oleh agama mereka. Dalam kitab Tarbiyah al-Awlad fi Al-Islam, karya Abdullah Nashih Ulwan, telah diterangkan tentang tata cara mendidik anak. Di antaranya adalah harus taat dan patuh kepada kedua orang tuanya, tidak menyekutukan Allah, tidak membantah perintah-Nya, tidak berbohong.

Mengenalkan agama harusnya dilakukan sedini mungkin. Apapun Agamanya ajarkan si anak sejak ia masih kecil. Terutama yang beragama Islam, ajarilah mereka mengaji saat mereka sudah masuk SD. Panggilkan guru mengaji atau bisa diajarkan oleh orang tuanya sendiri. Atau bisa memasukkan si anak dalam pesantren namun dalam pengawasan sang orang tua.

 Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya.

 

 

Kontak

Alamat :

Jl. Gerbang Sari Pematang Reba

Telepon :

(0769) 341303

Email :

manrengat@kemenag.go.id

Website :

https://www.man1inhu.sch.id/

Media Sosial :

PPDB ONLINE

Kalender

November 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30

PENGUMUMAN KELULUSAN